Sepi mengalir menelusuri dinding tembok yang dingin
Tempat dia sunyikan luka paling menyakitkan
Kisah cintanya berakhir menyedihkan
Kala dia tak bisa menemui kebahagiaan
Empat dinding yang mengelilingi membisu
Langit-langit abu-abu nampakkan haru
Dia berbaring dengan tatap mata yang nanar
Memandang kosong sudut-sudut yang samar
Sabtu, 27 April 2013
Minggu, 14 April 2013
KU INGIN KAU KEMBALI
Lihatlah aku disini
Meringis menahan perih luka hati
Menangis memanggul derita sendiri
Sejak jejakmu menjauh pergi
Tapi tak pernah aku sesali
Kita tertakdir seperti ini
Hanya saja harapku inginkanmu kembali
Mengisi relung terdalam hati ini
Meringis menahan perih luka hati
Menangis memanggul derita sendiri
Sejak jejakmu menjauh pergi
Tapi tak pernah aku sesali
Kita tertakdir seperti ini
Hanya saja harapku inginkanmu kembali
Mengisi relung terdalam hati ini
LYDIANA
Setahun dia mengurung diri
disana
Hanya sepi setia menemaninya
Kala bercerita pada dinding dan cermin tua
Tentang cintanya yang terhalang beda
Setahun dia menggenggam luka
Menahan perih sesaknya dada
Meniti hari tanpa tawa ceria
Lewati waktu tanpa rasa
Hanya sepi setia menemaninya
Kala bercerita pada dinding dan cermin tua
Tentang cintanya yang terhalang beda
Setahun dia menggenggam luka
Menahan perih sesaknya dada
Meniti hari tanpa tawa ceria
Lewati waktu tanpa rasa
PAGI INI, HUJAN LAGI, DINGIN LAGI
Pagi ini,
Hujan lagi,dingin lagi
Tak ada sinar mentari
Dan kicauan burung kenari
Di reranting mahoni
Pagi ini,
Hujan lagi,Dingin lagi
Tak ada embun di pucuk melati
Hanya rindu di puncak hati
Hujan lagi,dingin lagi
Tak ada sinar mentari
Dan kicauan burung kenari
Di reranting mahoni
Pagi ini,
Hujan lagi,Dingin lagi
Tak ada embun di pucuk melati
Hanya rindu di puncak hati
AKU INGIN BERHENTI
Aku ingin berhenti
Kumpulkan aksara-aksara mati
Merangkainya jadi kata penuh arti
Menggubahnya ke dalam puisi
Aku ingin berhenti
Menulis kisah-kisah peri
Beryanyi kidung bidadari
Bersajak tentang mati
Kumpulkan aksara-aksara mati
Merangkainya jadi kata penuh arti
Menggubahnya ke dalam puisi
Aku ingin berhenti
Menulis kisah-kisah peri
Beryanyi kidung bidadari
Bersajak tentang mati
DULU, KINI DAN NANTI
Dulu. . .
Kita tak mampu ungkapkan cinta
Hanya diam tanpa kata
Membisu tanpa suara
Kini. . .
Kita kembali bertemu
Cinta pun bersatu
Erat di genggaman waktu
Lekat di jarak yang jauh
Kita tak mampu ungkapkan cinta
Hanya diam tanpa kata
Membisu tanpa suara
Kini. . .
Kita kembali bertemu
Cinta pun bersatu
Erat di genggaman waktu
Lekat di jarak yang jauh
LAST LOVE
Cinta pun luruh dari pohon masa
Kala tatap kembali bersua
Hadirkan kenangan sebuah masa
Saat kita tak mampu berkata cinta
Kini kau ada dan sungguh nyata
Harapku milikimu slamanya
Sampai tua termakan usia
Sampai akhir menutup mata
Kala tatap kembali bersua
Hadirkan kenangan sebuah masa
Saat kita tak mampu berkata cinta
Kini kau ada dan sungguh nyata
Harapku milikimu slamanya
Sampai tua termakan usia
Sampai akhir menutup mata
KETIKA KATA BERTANYA
Ketika kata bertanya.
Adakah kini kau pecinta?
Ku jawab saja iya.
Karena kini ku bahagia
Ketika kata bertanya.
Tidakkah kau jera?
Ku jawab saja iya.
Karena kini ku tertawa.
Adakah kini kau pecinta?
Ku jawab saja iya.
Karena kini ku bahagia
Ketika kata bertanya.
Tidakkah kau jera?
Ku jawab saja iya.
Karena kini ku tertawa.
KU PANGGIL ENGKAU BIDADARI
Ku panggil engkau bidadari
Meski banyak yang iri
Karena tak ku pungkiri
Kau mengambil satu tempat di hati
Ku panggil engkau bidadari
Meski tak lewati tangga pelangi
Namun hadirmu sungguh berarti
Hiasi hariku penuh warna-warni
Meski banyak yang iri
Karena tak ku pungkiri
Kau mengambil satu tempat di hati
Ku panggil engkau bidadari
Meski tak lewati tangga pelangi
Namun hadirmu sungguh berarti
Hiasi hariku penuh warna-warni
BIJAK CINTA
Saat kau bahagia dengannya
Aku hanya tersenyum menahan luka
Itu karena cinta
Kadang butuh sandiwara
Saat kau bermanja di bahunya
Aku hanya tersenyum lalu palingkan muka
Itu karena cinta
Kadang butuh pura-pura
Aku hanya tersenyum menahan luka
Itu karena cinta
Kadang butuh sandiwara
Saat kau bermanja di bahunya
Aku hanya tersenyum lalu palingkan muka
Itu karena cinta
Kadang butuh pura-pura
Langganan:
Postingan (Atom)