Sabtu, 27 April 2013

LYDIANA 2

Sepi mengalir menelusuri dinding tembok yang dingin
Tempat dia sunyikan luka paling menyakitkan

Kisah cintanya berakhir menyedihkan
Kala dia tak bisa menemui kebahagiaan

Empat dinding yang mengelilingi membisu
Langit-langit abu-abu nampakkan haru

Dia berbaring dengan tatap mata yang nanar
Memandang kosong sudut-sudut yang samar

Minggu, 14 April 2013

KU INGIN KAU KEMBALI

Lihatlah aku disini
Meringis menahan perih luka hati
Menangis memanggul derita sendiri
Sejak jejakmu menjauh pergi

Tapi tak pernah aku sesali
Kita tertakdir seperti ini
Hanya saja harapku inginkanmu kembali
Mengisi relung terdalam hati ini

LYDIANA

Setahun dia mengurung diri disana
Hanya sepi setia menemaninya
Kala bercerita pada dinding dan cermin tua
Tentang cintanya yang terhalang beda

Setahun dia menggenggam luka
Menahan perih sesaknya dada
Meniti hari tanpa tawa ceria
Lewati waktu tanpa rasa

PAGI INI, HUJAN LAGI, DINGIN LAGI

Pagi ini,
Hujan lagi,dingin lagi
Tak ada sinar mentari
Dan kicauan burung kenari
Di reranting mahoni

Pagi ini,
Hujan lagi,Dingin lagi
Tak ada embun di pucuk melati
Hanya rindu di puncak hati

AKU INGIN BERHENTI

Aku ingin berhenti
Kumpulkan aksara-aksara mati
Merangkainya jadi kata penuh arti
Menggubahnya ke dalam puisi

Aku ingin berhenti
Menulis kisah-kisah peri
Beryanyi kidung bidadari
Bersajak tentang mati

DULU, KINI DAN NANTI

Dulu. . .
Kita tak mampu ungkapkan cinta
Hanya diam tanpa kata
Membisu tanpa suara

Kini. . .
Kita kembali bertemu
Cinta pun bersatu
Erat di genggaman waktu
Lekat di jarak yang jauh

LAST LOVE

Cinta pun luruh dari pohon masa
Kala tatap kembali bersua
Hadirkan kenangan sebuah masa
Saat kita tak mampu berkata cinta

Kini kau ada dan sungguh nyata
Harapku milikimu slamanya
Sampai tua termakan usia
Sampai akhir menutup mata

KETIKA KATA BERTANYA

Ketika kata bertanya.
Adakah kini kau pecinta?
Ku jawab saja iya.
Karena kini ku bahagia

Ketika kata bertanya.
Tidakkah kau jera?
Ku jawab saja iya.
Karena kini ku tertawa.


KU PANGGIL ENGKAU BIDADARI

Ku panggil engkau bidadari
Meski banyak yang iri
Karena tak ku pungkiri
Kau mengambil satu tempat di hati

Ku panggil engkau bidadari
Meski tak lewati tangga pelangi
Namun hadirmu sungguh berarti
Hiasi hariku penuh warna-warni

BIJAK CINTA

Saat kau bahagia dengannya
Aku hanya tersenyum menahan luka
Itu karena cinta
Kadang butuh sandiwara

Saat kau bermanja di bahunya
Aku hanya tersenyum lalu palingkan muka
Itu karena cinta
Kadang butuh pura-pura