Senin, 11 Maret 2013

SKETSA PERJALANAN CINTA

Aku hempaskan ragaku pada sofa yang ada di ruang tamu. Kudiamkan sejenak lelahku,kusandarkan pada pinggiran kursi yang empuk. Mataku menatap langit-langit rumah yang terlihat kusam,mungkin tlah lama tak tersentuh sapu. Kupejamkan mata mengingat kembali masa-masa yang tlah lalu,saat dimana aku mengenal arti sesungguhnya dari cinta. Bahwa cinta tak selamanya harus saling memiliki,terkadang cinta hanya mengajarkan pada kita bagaimana arti ikhlas melepas dan sabar menerima kenyataan. Anganku tlah jauh melanglang masalalu. Dimana hari itu, seorang wanita yang sederhana dengan cinta yang sempurna dikirimkan Tuhan untuk mengajariku memahami cinta. Bahwasanya,cinta tak hanya sekedar kata yang terucap bibir tapi sejatinya dari dalam hati.
Saat itu aku memasuki perkuliahan semester IV atau lebih tepatnya semester terakhir untuk sebuah title Diploma II pada sebuah Universitas Swasta yang ada di kotaku. Dimana pada saat itu aku harus melaksanan kegiatan PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) yang diwajibkan untuk semua mahasiswa fakultas keguruan. Saat itu aku mendapat tempat disebuah Sekolah Dasar yang terbilang cukup diunggulkan di kota. Tak bisa ku bayangkan,seorang mahasiswa sepertiku yang bisa dikatakan semrawutan,harus mengikuti kegiatan di tempat yang sungguh super disiplin.akh..pastinya sungguh membosankan.


Hari pertama..... 
Kujalani sesuai prosedur dari kampus,mulai dari laporan kepada kepala sekolah sampai kemudian kami diperkenalkan dengan guru-guru dan staf serta lingkungan dan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah itu. Setelah itu kami diijinkan tuk pulang. Hari pertama pun kulalui biasa saja tak ada yang istimewa. 

Hari kedua... 
Aku mendapat tugas mengajar di kelas satu. 
"Sial, Bagaimana caraku menghadapi anak-anak ini". Umpatku dalam hati. "Tapi mesti aku jalani daripada aku tidak dapat nilai". Pikirku. 
Akhirnya kuberanikan diri mengetuk pintu ruang kelas satu. Tidak lama kemudian, seorang wanita muda membukakan pintu. Aku tersenyum sembari mengucap salam, dia balas tersenyum dan membalas salamku sambil mempersilahkan aku masuk. Ternyata dia salah satu satu tenaga honorer di sekolah itu. Setelah berbincang sejenak dan memberitahukan bahwa saya yang mendapatkan tugas mengajar di kelasnya, dia mempersilahkan kepadaku untuk memulai mengajar. Bisa kebayang kan, bagaimana groginya aku disuruh mengajar didepan seorang guru yang memperhatikan gerak gerikku. 
"Aku harus lakukan yang terbaik". Kataku menyemangati diri. 
Dua jam pelajaran kulalui... 
"Ternyata semudah ini mengajar". Ucapku dalam hati tanpa peduli sepasang mata memperhatikanku selama mengajar. Bel istirahat berbunyi,aku menghela nafas dalam dalam. 
"Akhirnya selesai juga". Kataku sambil menghampiri wanita muda tadi. 
"Terima kasih banyak Bu atas waktu yang diberikan kepada saya''. Kataku sambil tersenyum. 
"Sama sama dek''. Balasnya tak kalah ramah. Aku pun segera berlalu dari hadapannya, berjalan menuju pintu. Ingin rasanya aku cepat cepat keluar dari ruangan ini. Tapi sebelum sampai di depan pintu, tiba tiba aku dengar suara memanggil. 
''Dek, bisa minta tolong?''. Ku balikkan badan ke arah datangnya suara,tampak olehku wanita muda tadi sedang memegang puzzle. 
''Iya boleh Bu''. Jawabku sambil berjalan menghampirinya. 
''Tolong, adek pasang puzzle ini di dinding''. Ujarnya sambil menyerahkan puzzle yang dipegangnya. Aku lantas meraihnya,lalu berjalan menuju dinding yang ditunjukkan dan memasang sesuai intruksinya. Tidak lama kemudian semua selesai aku pasang.
''Akhirnya selesai juga''. Kataku sambil membereskan sisa puzle yang tidak terpasang. Akupun pamit usainya.
''Terimakasih''. Ucapnya
''Sama-sama''. Balasku lalu bergegas keluar dari ruangan tersebut.
Aku berjalan keluar,lega rasanya setelah keluar ruangan tersebut. Aku berjalan menuju pintu pagar,niatku keluar beli rokok,sekedar untuk memplongkan pikiran yang sejak tadi terhimpit. Akhirnya,aku temukan sebuah gardu jualan,aku beli sebungkus rokok sampoerna,dan tinggal duduk berbincang dengan penjualnya sambil menikmati rokokku,serasa setiap asap yang keluar dari mulutku itu adalah pikiran2 yang tadi menghimpit di kepalaku.

15 menit berlalu. . .
Kudengar lonceng berbunyi,aku pun beranjak dari tempatku dan berjalan masuk kembali ke dalam sekolah. Sambil berjalan masuk aku berpikir,kenapa aku tdk pulang saja,Bukankah tugasku sudah selesai.akhirnya kuputuskan untuk pulang,aku segera mencari teman yang menjadi koordinator,untuk minta ijin.kulayangkan pandangku ke sekeliling aku tak menjumpai orang yang aku cari.
''Mungkin dia ada di salah satu ruangan''. Pikirku
Akupun berjalan menelusuri tiap ruangan,sampai pada akhirnya aku berhenti di ruangan kelas dua karena tiba2 ada suara yang memanggilku dari dalam.Aku berhenti dan menengok ke dalam,nampak olehku 3 orang sedang asyik mengobrol,dan diantaranya adalah koordinatorku,guru yang tadi aku temui di kelas satu,dan 1 orang lagi yang baru aku lihat. Aku lantas masuk karna ingin menyampaikan maksud dan tujuanku,tp belum sempat aku bilang,tiba-tiba salah satunya duluan bertanya.
''Nama adek siapa?". Tanyanya
''Adit''. Jawabku singkat
''Adit aja?''. Tanyanya lagi.
''Aditya''. Jawabku.
''Asalnya darimana?". Lanjutnya
''Barru''. Jawabku tetap kalem.
''Oh iya,kenalkan saya Risty ini teman saya Yuspa, guru kls3.''. Katanya sambil memperkenalkan temannya.
Usai berkenalan aku langsung meminta ijin untuk pulang.untungnya koordinatorku percaya dgn alasanku.Akhirnya aku pun bisa pulang.

Hari ketiga. . .
Aku datang terlambat,bukannya sengaja tapi aku benar-benar bangun kesiangan. Untungnya hari ini aku tidak mendapat tugas mengajar,jadinya aku cuma datang tuk absen. Selesai mengisi absen,aku berjalan keliling sekolah,setidaknya aku tidak bosan hanya duduk diam saja. Ketika melewati kantor,aku melihat selembar kertas tertempel di papan pengumuman,nampaknya itu agenda Preteaching untuk mahasiswa PPL. Preteaching itu semacam kegiatan membantu guru kelas apabila tidak mendapat tugas mengajar. Kuperhatikan jadwal tersebut,nampak namaku tertera,di sampingnya tertulis kelas 3A, yang artinya aku Preteaching di kelas 3A. Akupun segera menuju kelas 3A,sesampainya didepan ruangan,aku dengar Gurunya masih mengajar,jadi aku urungkan niatku tuk masuk,aku kemudian duduk di sebuah kursi yang ada didepan ruangan tersebut sambil menunggu selesai pelajaran pertama.
Hampir 30 menit aku menunggu,akhirnya kudengar suara dari dalam mengakhiri pelajaran,aku pun segera bangkit menuju pintu kemudian mengetuknya sambil ucap salam. Beberapa detik kemudian pintu terbuka,nampak olehku Ibu Yuspa,guru yang kemarin dikenalkan sama Bu Risty.
"Oh. . . Jadi Bu Yuspa mengajar kelas 3A". Gumamku dalam hati.
"Silahkan masuk".katanya ramah mengajakku masuk.
Aku membalasnya dengan tersenyum kemudian mengikutinya masuk.
"Jadi adek ini dapat tugas Preteachingnya disini?". Tanyanya.
"Iya bu". Jawabku
"Adek namanya siapa lagi,ardi ya?". Tanyanya lagi
"Bukan Bu,Aditya tapi biasa dipanggil Adit". Jelasku
"Oke kalo begitu adit tolong bantu ya awasi siswa,saya mau ke kantor sebentar". Katanya
"Baik bu". Jawabku
Bu Yuspa lalu beranjak berjalan keluar ruangan,sepeninggalnya aku berjalan mengitari ruangan,sambil sesekali singgah di satu meja siswa untuk sekedar bertanya atau melihat pekerjaannya.
Tak lama kemudian,Bu Yuspa sudah kembali sambil memegang beberapa media.
"Pasti aku lagi yang disuruh pasang di dinding". Pikirku sambil senyam senyum. Dan ternyata dugaanku benar,Bu Yuspa memintaku memasang semuanya di dinding.
"Nanti kalo jam istirahat". Katanya
"Baik bu". Ujarku
Akhirnya jam istirahat berbunyi,anak-anak berhambur keluar,tinggal saya sama Bu Yuspa. Aku segera mengambil gambar media yang tadi dibawa sama Bu Yuspa dan bertanya mau dipasang dibagian mana. Setelah Bu Yuspa menjelaskannya aku segera melaksanakan tugas memasang gambar-gambar media tersebut sambil dibantu Bu Yuspa.
"Adit ini kenapa gak jadi polisi aja,bodynya cocok lho". Tanya Bu Yuspa
Aku diam sejenak mendengar pertanyaan yang dilontarkan Bu Yuspa. Ternyata selama bekerja, Bu Yuspa memperhatikanku.
"Tidak ada niat Bu,jadi polisi". Jawabku
"Loh. . Kenapa"? Tanyanya kembali
"Dari dulu cita-citaku memang jadi guru". Jawabku membual. Padahal sebenarnya dulu aku pengen sekali jadi polisi,hanya saja terkendala biaya.
"Oh. . .". Gumamnya
Aku hanya tersenyum ,dalam hatiku berkata "Aku ini pembual yang handal".
Akhirnya selesai juga aku pasang semua. Aku pun segera pamit dengan alasan mau keluar beli rokok,lagi pula jam istirahat sebentar lagi selesai. Tapi sebelum minta pamit, Bu Yuspa lebih dulu bicara,dia minta tolong diantarkan bungkusannya ke kantor pos untuk dikirim. Tak ayal lagi, aku tak bisa menolak,dengan sedikit terpaksa aku mengiyakan.
Ku bawa bungkusan tersebut keluar,menuju kantor pos. Kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah,jadi aku tidak terlalu lama berpanas-panasan di jalan raya. Setelah semua urusan di kantor pos selesai,aku segera bergegas kembali ke sekolah,sesampainya di sekolah aku langsung menuju kelas
tiga, didalam ku dapati Bu Yuspa sementara asyik berbincang dengan salah satu guru lain di sekolah itu.
"Gimana dit,udah selesai". Tanya Bu Yuspa
"Iya sudah bu". Jawabku
"Oh iya,ini Bu Ocha guru olahraga di sini". Kata Bu Yuspa memperkenalkan temannya.
"Adit". Kataku sambil menyodorkan tangan
"Ocha". Balasnya sambil menyambut uluran tanganku. Kami bersalaman,kemudian minta ijin tuk keluar dari ruangan itu.

Sepeninggalku dari ruangan kelas tiga, aku segera mencari teman-teman PPL,ku dapati mereka tengah asyik ngobrol di depan ruangan kelas 2. Aku pun ikut nimbrung,meski pun banyak diantara mereka yang belum terlalu saya kenal. Kebetulan di sekolah tempatku PPL hanya saya yang tidak punya teman sekelas di kampus,untungnya ada 1 orang yang saya kenal karena kami berasal dari daerah yang sama,yakni Barru. Asyik bercerita,kami sesekali tertawa,keakraban kami pun semakin cepat terjalin. Tiba tiba mataku tertuju pada sesosok raga yang kukenali berjalan menghampiri kami, Ya dia Bu Resty guru bantu di kelas 1.
"Aditya ada?". Tanyanya setelah sampai
"Iya Bu,ada apa?". Tanyaku balik
"Saya mau minta tolong dipasangkan foto media di dinding". Jawabnya meminta
"Akh. . .sial,aku lagi aku lagi". Umpatku dalam hati
Aku segera beranjak dari tempat dudukku dan mengikuti Bu Resti menuju ruang kelas 1.
Sesampainya di ruangan kelas,aku langsung memasang media yang dimaksud. Entah kenapa,mungkin karna lelah atau cuaca yang panas aku jadi berkeringat.
"Adit mau minum apa?" Tanya Bu Resty.
"Apa aja bu,air putih juga boleh". Kataku sambil tertawa kecil
Bu Resty langsung berjalan keluar. Tak selang berapa lama dia kembali dengan minuman ringan di tangannya.
"Istirahat dulu Dit,minum dulu.Ntar di lanjutin". Katanya
Aku pun mengiyakan dan langsung menghentikan aktivitasku,lagian aku benar-benar haus,karena udara hari itu terasa panasnya minta ampun.
Sambil istirahat,kami berbincang-bincang.
"Bu Resty dah berapa lama ngajar disini?". Tanyaku memulai
"Baru 1 tahun,dulunya juga mahasiswa PPL sama kayak Adit". Jawabnya
"Dulu kuliah dimana Bu?". Tanyaku lagi
"Sama. Di Universitas yang Adit sekarang tempati,tapi aku angkatan 2004". Balasnya
"Adit kelahiran berapa?". Tanyanya balik
"Kelahiran 87,kalo Ibu?". Jawabku sambil bertanya
"Sama,87 juga jadi gak manggilnya gak usah pakai Ibu ya, kedengaran tua.heheheh..". Jawabnya sambil tertawa
"Wah,ternyata masih seumuran denganku". Ujarku dalam hati sambil memandanginya.
"Bu Resty ini orangnya lumayan cantik kalo diperhatikan". Ucapku lagi dalam hati sambil senyum-senyum.
"Adit kenapa senyum sendiri". Ujar Bu Resty sadarkanku dari lamunan
"Ah. . . Gak kok,gak kenapa-kenapa". Jawabku sedikit gugup.Sembari beranjak tuk menyelesaikan pekerjaan.

Usai dari ruangan kelas satu,aku langsung menghadap ke koordinatorku tuk tanda tangan absen pulang. Setelah selesai aku berjalan menuju ruang kelas tiga,tempat aku preteaching. Tak lupa aku pamit sama Bu Yuspa.
''Aku pulang duluan bu''. Pamitku sama Bu Yuspa
''Iya dit,hati-hati''. Balas Bu Yuspa.
Aku berjalan keluar dari ruangan kelas 3, nampak teman-temanku pada siap-siap juga tuk pulang.Langkah kakiku kupercepat menuju parkiran motorku lalu keluar dari lingkungan sekolah. Tiba-tiba di jalan keluar,aku lihat Resty. Langsung aja aku hentikan motor di dekatnya,dan menawarkan tumpangan.
''Resty Mau kemana''. Ucapku basa basi kali ini tak kupanggil ibu sesuai permintaannya
''Mau pulang,dit''. Jawabnya
''Saya antar sampai di luar ya?''. Ucapku tawarin tumpangan
''Iya''. Jawabnya sambil tersenyum lalu menaiki motor.
''Adit tinggal dimana''? Tanyanya diatas motor
''Dirumah saudara,di Jln.Tamalate''. Jawabku
''Wah,berarti kita searah dong''. Seru Resty
''Memangnya Resty tinggal dimana?''. Tanyaku kembali
''Di Jln.Tidung,rumahnya tanteku''. Jawabnya
''Berarti saya gak usah lagi naik angkot,biar di antar aja ama adit,boleh kan?". Ucapnya lagi dengan nada meminta
"Iya bu,tapi tunjukin jalan ya". Kataku sambil tertawa,maklum hampir 2 tahun aku tinggal dikota ini tapi belum tau semua jalan,iya. . .aku jarang keluar.
Akhirnya dengan Resty sebagai penunjuk jalan,aku sampai juga di rumahnya.
"Makasi ya dit,udah ngantar". Ucapnya ketika sampai di depan pagar
"Iya,sama-sama". Balasku sambil tersenyum,lalu memacu kembali motorku menuju kediaman kakakku.

Hari ini aku bangun lebih awal,makanya aku tidak terlambat sampai di sekolah. Suasananya masih sama seperti kemarin-kemarin. Kegiatan yang saya jalani juga tidak jauh beda, preteaching di kelas Bu Yuspa,ngobrol sama teman-teman.
akh. . .masih saja membosankan, Pikirku.
Saat lagi ngobrol dengan salah satu temanku,tiba-tiba Bu Yuspa menghampiri.
"Adit,ibu bisa minta tolong gak?". Tanyanya
"Bisa bu,mau minta tolong apa?" balasku bertanya
"Gini dit,barusan ibu dapat info kalo neneknya Resty meninggal. Trus,teman-teman guru pada mau pergi melayat,kamu bisa gak antar ibu?" Jelas Bu Yuspa
" Innalillah...Oh bisa bu,ibu mau berangkat sekarang?". Tanyaku
"Belum dit,nanti kalo udah pulang sekolah. Kamu bisa kan?" Tanyanya untuk meyakinkan
"Insya Allah bu,saya bisa antar Ibu". Kataku meyakinkan
"Oke,baiklah". Kata Bu Yuspa sembari berjalan kembali ke ruangannya.
Sepeninggal Bu Yuspa,aku langsung teringat sama Resty,pantesan aja pagi ini dia gak kelihatan.Ternyata dia dapat musibah.
"Semoga arwah neneknya di terima disisi Allah,dan Resty di beri ketabahan. Amin." Doaku dalam hati.
Bel pulang berbunyi....
Aku sudah di tempat parkir motorku menunggu Bu Yuspa dan guru-guru lainnya yang mau pergi melayat. Tak berapa lama meraka semua sudah datang dan siap untuk berangkat,kami pun berangkat bersama. di sepanjang perjalanan aku hanya diam Bu yuspa pun demikian. ku pacu motorku menunuju rumah kediaman Resty, sesamapai disana terlihat sudah banyak orang, aku hanya menunggu di luar, hanya para guru yang masuk ke dalam rumah.
" Adit gak ikut masuk?" Tanya Bu Yuspa
" Gak Bu. saya nunggu aja disini". Kataku
Bu Yuspa berlalu masuk bersama para guru. Aku hanya menunggu di luar. Sekitar 30 menit aku menunggu, Bu Yuspa muncul dan berjalan menujuku.
" Lama ya nunggunya?" Tanyanya
" Gak kok Bu". Jawabku
" Gimana Udah mau pulang Bu?" Tanyaku balik
" Iya, antar sampai di depan saja ya?" Jawab Bu Yuspa
" Iya Bu". Ucapku
Bu Yuspa pun segera menaiki motor. Ku antar dia sampai ditempat dia biasa menunggu angkot. Kebetulan rumahnya memang agak jauh, jadi aku gak bisa antar dia sampai rumahnya. Setelah Bu Yuspa mengucap terima kasih, ku putar motorku menuju rumah,PULANG.

Esok harinya di sekolah aku langsung mencari Resty. Entah kenapa dari semalam dipikiranku dia selalu muncul, makanya hari ini aku mencarinya, yah setidaknya ngucapin turut berbela sungkawa atau mungkin aku bisa menghiburnya. Tapi sayang aku tak menemukannya.
" Akh ,,,,, mungkin dia masih dalam situasi berkabung". ucapku dalam hati. Tapi entah kenapa perasaanku seperti kecewa.
Hari itu aku selalu memikirkannya, entah kenapa dalam pikiranku dia susah sekali ku kaburkan,aku selalu saja mengingatnya.

Esok harinya aku baru bisa menemuinya. Tapi entah kenapa aku tiba-tiba kaku gak tahu harus ngomong apa saat berada di hadapannya. Ku pandangi raut wajahnya, masih ada sisa kesedihan tapi dia mampu kamuflasekan dengan senyuman. Saat itu aku hanya bisa mengucapkan turut  berduka cita atas musibah yang menimpanya.
" Terima kasih". Katanya singkat sambil tersenyum.

Hari demi hari berlalu, tapi tak banyak yang berubah dari diriku dan tingkah lakuku, masih saja sering terlambat atau beralasan ketika tidak bisa membawa alat peraga atau media yang wajib digunakan ketika melaksanakan tugas praktek mengajar.
Sampai pada suatu hari ketika jam istirahat aku di panggil sama Resty.
" Adit kesini dulu ada yang mau saya bicarakan".panggilnya
Aku pun berjalan menujunya
"Iya ada apa?" tanyaku
" Nanti kamu ada acara gak". tanyanya
" Tidak ada kok, mang kenapa?' Tanyaku balik
" Kalo tidak ada Saya mau minta tolong jemput saya di tempat mengajar private". Katanya
 " Oh Iya bisa kok". kataku
 "Tapi ntar antar aku dulu kesana". katanya
" Oke siap". Ujarku sambil tersenyum
Hari itu aku menemani temanku mengecat dinding sekolah yang disuruhkan Ibu Kepala Sekolah sampai sore.Sorenya aku mengantar Resty ke tempat mengajar privatenya, lalu kembali lagi ke sekolah.

Sesuai permintaan resty aku menjemputnya habis sholat maghrib, meski saat itu belum ada sms atau telpon darinya, aku pikir lebih cepat lebih baik, bukankah mending aku yang menunggu dari pada dia yang menungguku. Aku pacu motorku menuju tempatnya mengajar, sampai disana tiba-tiba hujan turun, akhirnya aku berlari ke  pos ronda yang ada disitu dan berteduh. ku buka HP ku tapi tapi tidak ada sms yang masuk ataupun telpon dari Resty. Kenapa ya? apa dia udah pulang atau dia lupa kalo aku mau menjemputnya. Pikirku.
Beberapa menit kemudian hujan mulai reda, tiba-tiba hpku berdering . Kubuka satu pesan masuk dari Resty, ternyata dia sudah pulang, karena dari tadi dia hubungi nomorku tapi tidak aktif. Akh,,sial ternyata nomor yang aku kasi ke dia dulu udah gak aku pakai lagi, pantesan aja dari tadi aku nungguin smsnya tapi gak ada. Tapi untungnya dia hubungi Ibu Yuspa,dan dapatkan nomorku dari Bu Yuspa. Soalnya memang hanya Ibu Yuspa yang tahu nomor baruku ini. Akhirnya aku berniat tuk pulang setelah membalas sms dari Resty, kunaiki motorku tapi tiba-tiba hpku kembali berbunyi kubuka dan kubaca sms dari Resty, dia minta tolong untuk diantar ke rumah salah satu teman PPLku. Kubalas kembali dan mengatakan aku singgah dulu ganti pakaian,soalnya pakaianku setengah basah gara-gara hujan tadi. Akhirnya ku pacu lagi motorku kembali ke rumah, setelah mengganti pakaian aku menjemputnya, sesampai di depan rumahnya nampak dia berdiri dengan tersenyum.
" Aku minta maaf banget ya Dit soal yang tadi". katanya sambil naik ke motor
" Gak apa-apa kok,lagian itu kan salah saya juga". Jawabku sambil tersenyum
Lalu kuantar dia ke rumah salah satu teman PPL ku, di sepanjang perjalanan dia tidak berhenti meminta maaf. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Sampai di rumah temanku, aku masuk ke dalam mengikuti Resty. Didalam aku lebih banyak diam, hanya Resty yang asyik sekali ngobrolnya sama teman PPL ku, kadang aku sesekali menyahut jika ada pertanyaan yang dilontarkan kepadaku. Setelah beberapa menit kami pun pamit.
Di perjalanan pulang,Resty mengajakku untuk singgah makan.
" Adit suka makan bakso". Tanyanya
" Iya suka". Jawabku singkat
" Kalo gitu aku traktir makan bakso yah". Katanya lagi
" Wah gak usah deh, Aku dah kenyang kok". Jawabku
" Jangan nolak gitu dong, anggap ini sebagai permintaan maafku". Mintanya
" Baiklah". Jawabku
Kami pun singgah makan di tempat dia biasa makan bakso, kebetulan dekat dari rumahnya. Sambil makan bakso kami berbincang-bincang, banyak hal yang dia tanyakan padaku waktu itu. Setelah selaesai makan bakso aku antar dia pulang ke rumahnya.
 " Makasih yah atas traktirannya". Kataku sesampainya di depan rumahnya
" Iya sama-sama, justru aku yang berterima kasih loh dah mau antar". Jawabnya sambil tersenyum
Akhirnya setelah pamit, aku pun menyalakan motorku dan pulang menuju rumah.

Besoknya di sekolah, masih tetap seperti biasa. Tapi ada sesuatu yang beda dari diriku. Keinginanku untuk terus bertemu dengan Resty menjadi sebuah semangat tersendiri. Saat itulah aku mulai kelihatan berubah dari orang yang super cuek tak peduli, jadi orang yang boleh dikatakan lumayan untuk sebuah perilaku.
Usai bel pulang berbunyi, aku langsung menghampiri Resty di ruamgannya. kebetulan pada saat itu dia nampak berkemas untuk pulang.
"Eh Adit, ada apa?". Tanyanya
"Gak ada apa-apa kok, cuma kebetulan aja tadi lewat trus liat kamu disini". Ujarku berkilah, m,alu kalau dia sampai tahu aku sengaja nyamperin dia.
"Oh iya, ntar malam adit ada kegiatan gak?" Tanyanya
"Gak ada, mang kenapa?" Tanyaku kembali
" Gini dit, kebetulan Ibu Yuspa ngajakin aku nonton kamu mau gak temani aku?" Tanyanya lagi
"Wah, kesempatan nich,tuk kenal jauh lebih dekat sama Resty". Ujarku dalam hati
"Bisa kok, memang nontonnya jam berapa?"
"Oke, entar usai sholat Isya Adit jemput aku." Katanya
"Baiklah, tapi ngomong-ngomong Resty dah mau pulang ya sekarang?" Tanyaku
"Iya, memangnya kenapa Dit?" Balasnya balik bertanya
"Kebetulan aku juga dah mau pulang, jadi gimana kalo kita barengan aja"?Jawabku memberanikan diri memintanya
"Oke,tunggu dulu yah". Katanya sambil membereskan mejanya
Beberapa menit kemudian dia sudah selesai membereskannya, kami pun berjalan ke tempat parkiran dan aku mengantarnya pulang seperti hari sebelumnya.

Malamnya, usai sholat Isya aku jemput Resty di rumahnya. Sesampai di depan rumahnya nampak dia sudah menunggu, mungkin dia menunggu dah lama.
"Nunggunya lama yah?" Tanyaku ketika sampai di depannya
"Gak kok, ini barusan juga aku keluar". Jawabnya
"Gimana udah mau berangkat sekarang". Tanyaku sambil tersenyum
"Iya, tadi Ibu Yuspa dah sms aku, katanya dia sudah disana menunggu. Jawabnya
"Oke kalo begitu, ayo berangkat". Ajakku sambil menyalakan mesin motor
Dia pun segera menaiki motor. Entah kenapa selama dia duduk dibelakangku jantungku serasa deg-degan, rasanya seperti darahku terpompa lebih cepat. atau apalah, yang pastinya ada sesuatu yang lain terasa jika dekat dengannya.
Tak berapa lama kemudian kami pun sampai di salah satu Mall yang dimaksud. Kami pun masuk dan langsung menuju ke tempat pembelian karcis, di sana Ibu Yuspa bersama salah satu guru di tempatku PPL yang belakangan aku tahu namanya Ibu Nyoman seorang wanita asli Bali melambaikan tangan ke arah kami. Kami pun berjalan menghampirinya. Sesampainya di depan Bu Yuspa, Ia langsung menyodorkan karcis yang sudah dia persiapkan. Kebetulan waktu pemutaran filmnya sudah hampir di mulai kami pun segera berjalan memasuki ruangan, tapi ibu Yuspa tidak mengikuti katanya dia lagi menunggu pacarnya yang pergi ke toilet. Dia menyuruh kami masuk duluan. Akhirnya kami, Aku, Resty dan Ibu Nyoman masuk duluan. Tak berapa lama kemudian Ibu Yuspa datang bersama pacarnya.
Selama pertunjukan film berlangsung aku lebih banyak diam,Resty pun hanya sesekali bertanya. Mungkin dia menikmati film yang ditonton. Yang saat itu aku sendiri gak mengerti apa judul film tersebut.
1 jam lebih kami menonton film tersebut,hingga selesai aku masih belum mengerti tentang jalan ceritanya. Bukannya aku gak suka menonton film, tapi entah kenapa saat itu pikiranku gak fokus ke film tapi lebih fokus ke wanita yang sekarang duduk di sampingku,Resty.
Film sudah selesai, kami pun berjalan keluar bersama.
"Gimana Dit filmnya, bagus gak"? Tanya Resty ketika berjalan ke luar
"Iya bagus kok". Jawabku tersenyum, padahal aku gak tahu bagus apa tidak, karena aku gak merhatiin.
Akhirnya kami pun sampai di luar, Ibu Yuspa pamit pulang diantar sama pacarnya, ibu Nyoman pulang naik motor sendiri, dan aku pulang bersama Resty. Di perjalanan pulang aku terus berpikir, ada sedikit rasa sesal dalam diri, menyesal tak bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat dengan Resty. Tapi tak apalah, begini pun aku dah senang. Tak berapa lama kemudian aku pun sampai didepan rumahnya Resty, setelah mengucapkan terima kasih, aku pun segera bergegas memacu motorku untuk pulang ke rumah, kebetulan memang udah agak larut malam.

Esoknya di sekolah seperti biasa, seakan semalam tak terjadi apa-apa, teman PPL ku tidak ada yang tahu kalau aku keluar nonton sama guru-guru di sekolah tersebut. Aku dan Resty pun biasa-biasa saja, hanya saling sapa dan lempar senyum ketika bertemu pandang. Tapi ku tahu hatiku berdebar kencang setiap menemukan dua titik cahaya di balik kacamatanya. Tiba-tiba aku tersentak mendengar  suara memanggil namaku.
"Ardi, di panggil sama Ibu Yuspa".
Ku palingkan wajah kearah datangnya suara, ternyata temanku yang baru saja mengajar di kelasnya Ibu Yuspa.
"Waduh, pasti ada tugas lagi nih". Ucapku dalam hati sembari berjalan ke kelas 3
Ternyata benar dugaanku, sesampainya disana Ibu Yuspa langsung memintaku mengantarnya ke Bank, katanya dia mau transfer uang. Aku pun mengantarnya menuju bank yang disebutkan. Ditengah perjalanan tiba-tiba Ibu Yuspa bertanya
"Apa Adit gak tertarik sama salah satu guru di sekolahku?" Tanyanya
Aku kaget kenapa ibu Yuspa tanya seperti itu,apa jangan-jangan dia tahu kalo aku naksir sama Resty lagi
"Akh,,gak kok Bu, lagi pula kalau pun aku tertarik belum tentu suka sama aku" Ucapku merendah
Ibu Yuspa kembali menyahut
"Loh Jangan bilang begitu Dit, sebenarnya ada orang yang suka loh sama kamu".
"Beneran nih, Siapa orangnya Bu?" Tanyaku
"Ada dech, rahasia" Ktatnya sambil tertawa. Aku pun hanya ikut tertawa. dan akhirnya kami pun sampai di bank yang dimaksud. Ibu Yuspa pun masuk,aku hanya menunggu di luar. Tak berapa lama Ibu Yuspa keluar sambil tersenyum.
"Udah selesai, sekarang kita kembali ke sekolah". Ujarnya
Aku pun segera memacu motorku kembali ke sekolah. dalam perjalanan pulang aku terus bertanya-tanya dalam hati siapa orang yang di maksud sama Ibu Yuspa. Yang terlintas dalam benakku saat itu hanya Resty, tapi apa benar? Akh,,,pertanyaan itu terus terngiang di kepalaku sampai akhirnya kami sampai kembalii ke sekolah. Sesampainya di sekolah aku mengikuti Ibu Yuspa ke kelas. Jujur aku masih penasaran dengan kata-katanya tadi.Di dalm kel;as aku beranikan diri kembali untuk bertanya.
"Memang siapa sich yang Ibu Maksud tadi?" Tanyaku agak malu-malu
"Wah Adit penasaran yah?" Tanyanya balik
"Iya nih Bu". Jawabku sambil tertawa
"Sebenarnya orang yang suka Adit itu ada dua orang loh". Katanya kembali yang membuat aku tambah penasaran.
Aku diam
"Yang satu guru olahraga dan yang satunya lagi guru kelas satu". Jelasnya lengkap
Aku masih diam
"Loh kok diam Dit?" Tanya Bu Yuspa
"Gak kok Bu, cuma mikir aja". Jawabku
"Mikir apaan Dit"? Tanyanya Lagi
"Mikir kalo ternyata ada juga yah orang yang suka sama aku". Jawabku sambil tertawa
"Pastilah, secara Adit itu orangnya ganteng". Ujar Bu Yuspa tertawa
Mendengar itu aku hanya ikut tertawa, lalu melanjutkan kembali membantu Ibu Yuspa merapikan buku-buku pelajaran yang tadi dipakai.
Hari itu aku pulang dari sekolah dengan perasaan yang tak menentu setelah mendengar kata-kata Bu Yuspa tadi. Benarkah Resty suka juga sama aku? tapi kenapa hanya resty yang aku pikirkan, bukankah Bu ocha juga suka. Hemm......Aku tarik nafas dalam-dalam, sesampainya di rumah aku langsung ganti pakaian putih-hitam dan almamater biru dengan pakaian biasa.


Malamnya, aku masih terganggu dengan perkataan Ibu Yuspa. Akhirnya aku beranikan diri untuk sms Resty. Tapi apa yang mesti aku bilang yah, gak mungkin aku langsung nanya kebenaran dari ucapan Ibu Yuspa ke dia. Aku dihinggapi rasa malu dan tak tahu harus mengetik apa. Tiba-tiba Hpku berdering, ku lihat 1 pesan message masuk.
"Dari siapa yah?". Pikirku
Ku buka pesan masuk, aku hampir tak percaya dengan apa yang aku lihat. Nampak jelas tertulis Sang pengirimnya adalah Resty. Dengan perasaan yang aneh aku buka pesannya.
"Adit lagi ngapain?"
Spntan raut wajahku berubah, senang, kaget dan heran semua bercampur jadi satu. lalu ku putuskan untuk membalasnya.
"Gak lagi ngapa-ngapain, kalo situ gi ngapain?"
Tak berselang berapa lama setelah aku balas, Hpku kembali berdering.
"Sama, lagi santai aja di teras sama sepupu."
Saat itu sms kami hanya sebatas bertanya lagi bikin apa, aku gak cukup berani bertanya tentang perkataan Ibu Yuspa.

Esoknya aku bangun pagi-pagi sekali,setelah mandi dan sarapan aku langsung berangkat ke sekolah. Sebenarnya jarak dari rumah ke sekolah gak terlalu jauh, hanya sekitar 10 menit kalo gak macet, tapi inilah aku yang super cuek dengan kedisiplinan. makanya sering terlambat. Sesamapainya di parkiran, tiba-tiba aku dihinggapi rasa malu mengingat semua yang dikatakan Bu Yuspa kemarin.
"Loh kok aku yang malu sich, bukankah mereka yang suka sama aku?" Ujarku dalam hati mengusir rasa malu.
Ku langkahkan kaki menuju ruangan kelas Bu Yuspa, namun sesampainya aku di depan pintu kelas aku mendengar suara tawa kecil Bu Yuspa dari dalam, tapi dia bercanda dengan siapa?. Aku berhenti di depan pintu beberapa lama, sampai aku di kagetkan dengan suara pintu yang terbuka. Langsung aja aku salah tingkah, apalagi setelah melihat siapa orang yang membuka pintu tersebut,Resty.
"Eh, Adit udah dari tadi?" Sapanya
"Gak kok baru aja nyampe". Jawabku gugup
"Yuspa, ini orangnya dah datang". Ucap Resty setengah teriak
Kudengar dari dalam ruangan suara Bu Yuspa menyuruhku masuk
"Suruh aja masuk,banyak kerjaan yang nunggu dia nih".

Aku pun segera menyeruak masuk ke dalam, tak peduli dengan Resty yang masih berdiri di depan pintu. Mungkin dia heran melihat tingkahku pagi itu. Langsung ku samperin Bu Yuspa yang menyusun buku di mejanya.
"Ada yang bisa saya bantu Bu?" Tanyaku
"Jangan panggil Ibu, panggil aja kak lebih santai kan". Katanya
"Iya deh kak". Jawabku sambil tersenyum
"Itu ada jam tolong dipasang di dinding sebelah sana". Katanya sambil menunjuk ke arah dinding
Aku pun segera mengambil jam dan nenuju dinding yang dimaksud untuk memasangnya.

Tiba-tiba....
"Gimana Dit, udah ada pilihan gak?". Tanya kak Yuspa 
Aku kaget dan dengan sedikit mengernyitkan kening aku balik bertanya
"Pilihan apa kak?"
"Yang kemarin yang kita bicarakan?". Balasnya
Aku diam dan pura-pura tidak tahu apa-apa
"Aduh gimana sih Dit,kok dah lupa/?". Tanyanya lagi
Aku tersenyum dan berkata
"Memang harus milih yah kak?"
"Iyalah, masa mau sia-siain kesempatan. Siapa tahu salah satunya adalah jodohmu." Ujarnya sambil tertawa
"Hehehe....Ada-ada aja nih kak Yuspa." balasku ikut tertawa sambil turun dari meja yang aku pakai untuk memasang jam.
"Masalahnya Dit,  tadi Resty juga bicara sama aku." Katanya lagi
Aku tambah kaget, pantesan aja dia tadi di sini. Tapi dia bilang apa yah sama kak yuspa?
Seakan tahu aku mempertanyakan itu kak Yuspa kembali menyahut
"Tadi Resty bilang kalo dia tuh penasaran sama kamu, katanya kamu tuh beda sama cowok-cowok lain yang dia kenal."
"Aduh kak, aku gak bisa memilih nih sekarang, aku masih menikmati kesendirianku." Ucapku sedikit malu-malu
"Ya, itu sich terserah kamu aja dit." Kata kak Yuspa lagi

Bel masuk pun berbunyi, aku segera keluar dari ruangan kelas. Sambil berjalan mencari teman-temanku, aku terus berpikir tentang semua ucapan kak Yuspa tadi. Sampai akhirnya aku bertemu dengan koordinatorku dan memberikanku selembar kertas yang ternyata jadwalku mengajar di tiap kelas. Kebetulan aku ada jadwal mengajar untuk besok di kelas 2, berarti aku harus melapor ke guru kelas 2 dan meminta materi pelajaran apa yang aka saya ajarkan besok. Tapi aku harus menunggu sampai jam pulang.

Akhirnya bel pulang berbunyi, aku l;angsung menuju ke ruangan kelas 2. Sesampainya disana aku lihat Ibu Nyoman sedang merapikan mejanya. Aku mengetuk pintu dan mengucap salam. Bu Nyoman pun menoleh dan membalas salamku sembari menyuruhku masuk.
"Ada apa dek?" Tanyanya
"Maaf bu, saya mau tahu materi apa yang bisa saya ajarkan besok, kebetulan jadwal mengajar saya besok di kelas Ibu" Jelasku
"Oh...silahkan duduk dulu" Ujarnya sambil mempersilahkanku duduk di salah satu kursi murid
Aku duduk menunggunya, nampak dia sedang mencari sesuatu di meja kerjanya. Tak lama kemudian, dia menghampiriku sambil memegang buku yang agak besar.
"Ini RPP saya, adek bole mengcopy materi yang besok adek ajarkan" Ucapnya sambil menunjukkan materi apa yang harus saya ajarkan besok. Aku pun berterima kasih, kemudian minta ijin untuk keluar foto copy materi yang di maksud.

Beberapa menit kemudian aku sudah kembali ke sekolah, dan berjalan menuju kelas 2 untuk mengembalikan buku RPP yang sudah saya copy. Pas sampai di depan pintu aku sedikit kaget, tampak olehku Kak Yuspa, Resty dan Bu Nyoman tengah asyik mengobrol. Aku beranikan diri masuk dan langsung menghampiri Bu Nyoman.
"Ini bu RPPnya udah aku copy, makasih banyak bu" Ucapku
"Iya sama-sama, simpan aja di atas meja". Katanya
Aku pun segera menyimpannya di atas meja dan berniat untuk meminta ijin tuk pulang. Tapi belum sempat saya sampaikan, tiba-tiba Kak Yuspa menyahut
"Gimana udah dipikir pilihannya?"
Sontak aku kaget mendengar kata-kata itu, kulirik Resty nampak dia tertunduk tak mau mengangkat wajahnya, Bu Nyoman pun kelihatan bingung mendengar kata-kata Kak Yuspa.
Bu Nyoman pun menyela
" Pilihan apa Yuspa?" Tanyanya sambil melihat ke arah Kak Yuspa
"Itu, adit lagi bingung mau milih yang mana?" Ucap kak Yuspa kembali
"Memangnya pilihan apa?" Bu Nyoman terus bertanya
"Gini, Adait itu ada yang suka tapi dua orang makanya sekarang dia bingung mau milih yang mana?" Kak Yuspa menjelaskan.
Mendengar percakapan mereka mukaku semakin merah menahan malu. Kulirik lagi ke arah Resty, kini dia mengangkat mukanya sambil tersipu mendengar percakapn Bu Nyoman dan Kak Yuspa. Aku terpaku di tempatku, yang bisa kulakukan saat itu hanya tersenyum sinis tuk menutupi rasa malu yang menderaku.
"Memangnya siapa yang suka?" Bu Nyoman kembali bertanya
"Ada dech, yang pasti teman ngajar kita kok". Jawab KakYuspa
"Kalo masalah suka dan cinta mesti hati yang memutuskan" Ujar Bu Nyoman tersenyum sambil menatapku
 Tiba-tiba Resty angkat bicara
"Saya permisi dulu, mau ke kelas merapikan barang-barang" Katanya sambil berjaln keluar ruangan
Aku masih terdiam ditempatku. Pandanganku mengantar Resty keluaar dari ruangan itu.
Sejenak hening, tinggal kami bertiga dalam ruangan itu. Tak lam Kak Yuspa pun minta ijin ke kelasnya. Sepeninggal Kak Yuspa, aku berniat tuk  keluar juga. Tapi belum sempat, Bu Nyoman lebih dulu angkat bicara.
"Memangnya siapa sih yang dimaksud Yuspa?"
Sejenak aku diam, aku harus jawab apa? Tidak mungkin aku berbohong, tapi mau jujur juga malu. Akhirnya aku jelaskan semua meski awalnya dengan nada malu-malu. Usai kujelaskan Bu Nyoman langsung berkata
"Resty itu anaknya baik,penyayang, dan penuh semangat.
Aku diam mendengarnya. Memang benar apa yang dikatakan oleh Bu Nyoman padaku. Selama ini, aku perhatikan Resty memang  orang yang penuh semangat.

Tak lama kemudian aku pamit sama Bu Nyoman, ku langkahkan kakiku menuju parkiran. Sebelum sampai di parkiran aku melihat pintu ruangan kelas 1 masih terbuka, berarti Resty belum pulang. Akhirnya ku ubah niatku yang tadi mau ke parkiran kini menuju ke ruangan kelas 1. Sesampainya disana aku lihat Resty sedang merapikan mejanya.
"Butuh bantuan?" Tanyaku
Tampak Resty berbalik dan tersenyum
"Gak usah udah selesai nih." Katanya
Tapi kalau mau bantu, aku ikut pulang yah sama Adit" Ujarnya
"Iya. Kan rumah kita searah, lagian aku juga langsung pulang ke rumah kok". Jawabku
Akhirnya setelah semua dia bereskan ,kami pun berjalan menuju parkiran dan aku mengantarnya seperti biasa.

Hari demi hari berlalu, aku merasa mulai berubah sejak akrab dengan guru-guru, terutama Resty. aku semakin rajin ke sekolah dan betah tinggal berlama-lama meski jam pelajaran telah usai. Bahkan pernah salah satu guru senior di sekolah itu yang bernama Ibu Hasliah berkata
"Wah, Adit kok berubah 100% yah sejak sering antar Resty pulang"
Seperti itulah kata-katanya, aku hanya tersenyum mendengarnya. Iya benar juga, aku pun merasa ada sesuatu yang lain dalam diri saya sejak mengenal Resty. Entah mengapa setiap hari aku selalu semangat untuk bertemu dia, dan perasaanku begitu tenang melihat senyumnya, mendengar suaranya. Akh,,,aku benar-benar jatuh cinta padanya.

Hari itu seperti biasa jika tak ada tugas dari Kak Yuspa aku hanya ngobrol sama teman-temanku. Cerita tentang pengalaman mereka mengajar di tiap kelas atau cerita apa aja yang pastinya ada saja hal yang bisa mereka perbincangkan. Disela perbincangan kami,tiba-tiba salah satu temanku yang bernama Unna angkat bicara dan bertanya padaku.
"Adit dah punya pacar belum?" Tanyanya
Langsung aja aku kaget mendengar pertanyaan seperti itu.
"Belum" Jawabku singkat
"Akh masa orang kayak kamu gak punya pacar?" Timpal temanku yang bernama Johar yang pernah aku datangi rumahnya bersama Resty
""Iya,kalo pacar aku gak punya tapi kalo istri aku dah punya". Jawabku tertawa
"Serius dit" Tanya Unna dan Johar hampir bersamaan
"Iya serius" Jawabku lagi
"Adit pasti bohong kan?" Tanya johar gak percaya
 "Kalau gak percaya tanya aja ma Jirah, Dia itukan satu kampung denganku, dia tahu kok.'' Kataku sambil menatap ke arah teman satu kampungku yang bernama Jirah.
"Beneran". Tanya Unna sambil menatap Jirah
Sambil tersenyum Jirah menjawab
"Iya, dia udah punya istri"
"Udah lama merriednya? Udah punya anak?" Tanya Johar
"Baru-baru juga, sekarang lagi hamil muda". Kataku dengan serius agar mereka percaya
"Akhh,,,,Mendengarnya aku langsung patah hati". Ujar unna sambil tertawa
"Iya Na... aku juga kecewa nih". Ucap Johar  ikut tertawa
Akupun menimpalinya dengan tertawa,tapi tertawa karena berhasil membuat mereka percaya.
"sandiwaraku berhasil" Ucapku dalam hati sambil mengedipkan mata kearah Jirah, dia pun membalasnya dengan menaikkan alisnya dan tersenyum. Tak berapa lama bel istirahat berbunyi, kami pun beranjak meninggalkan tempat menuju kelas  tempat kami preteaching masing-masing, dan aku sudah pasti menuju ke ruangan Kak Yuspa.

Setibanya di ruangan kelas 3 aku masih sering senyum-senyum sendiri jika ingat percakapan barusan dengan teman-temanku. Tiba-tiba Kak Yuspa mengur.
"Kenapa senyam senyum sendiri dit?" Tanyanya
"Oh Gak kok kak, tadi cuma dengar cerita lucu dari teman-teman." Kataku
''Oh gitu,ngomong-ngomong besok kan hari minggu terus hari senin sekolah libur. Apa Adit gak pulang ke kampung nih?" Tanyanya lagi
"Rencananya sih mau, mungkin ntar sore baru berangkat". Jawabku
"Eh kalo pulang jangan lupa bawa ole-ole yah" Ujar kak Yuspa tertawa
"Wah kalo di kampungku gak ada yang bisa dijadikan ole-ole" Kataku juga ikut tertawa

Usai dari kelas Kak yuspa, aku kembali ke tempat aku biasa kumpul bareng teman-temanku. Sesampainya di tempat ngumpul aku langsung di sodorin pertanyaan sama Unna.
"Adit tadi serius" Tanyaku pura-pura gak tahu
"Adit beneran dah punya istri?" Ucapnya
"Oh yang itu, iya ini aja aku dah minta ijin ma Kak Yuspa untuk pulang  sekalian juga sama koordinator" Jawabku sambil menatap koordinatorku.
"Mau minta ijin kemana" Tanya koordinatorku
"Mau ijin pulang lebih awal, mau berkemas rencana mau pulang kampung nanti sore
"Oh Iya kan 2 hari kita libur, Jadi ada kesempatan bagi yang mau pulang kampung" Kata koordinatorku
"Loh kenapa gak malam mingguan aja disini?" UjarUnna
"Mau jengukin istri, Kan sekarang lagi hamil" Tiba-tiba Jirah menimpali sambil tertawa
"Iya takutnya nanti istri ngira aku bagaimana-bagaimana lagi disini." Ucapku pula
"Oh...." Kata Unna
"Ya Unna kecewa tuh" Seru Johar
"Loh kenapa" Tanyaku
"Dia gak punya teman malam mingguan tuh" Timpal Johar
"Hahaha.... Kasian" Kataku tertawa
"Aku sich gak kecewa-kecewa amat jika dibandingkan seseorang" Kilah Unna
 "Lah, seseorang siapa" Tanyaku
"Ada deh, yang pastinya ada yang lebih kecewa jika tahu kalo adit udah punya istri" Johar menyela
"Ahh,,,aku tahu kalian berdua kan?" Tunjukku pada mereka
"Ih,,, sorry nah" Ujar Unna tertawa
Hari itu aku lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan ngobrol sama teman-teman, karena tidak terlalu banyak tugas yang di berikan Kak Yuspa. Jadi aku sedikit bebas.

Sore harinya aku mengemasi barang-barang yang akan aku bawa ke kampung, tidak terlalu banyak sich hanya sedikit ole-ole untuk keluarga. Setelah semua beres, aku mandi dan mengganti pakaian. Kulihat jam menunjukkan pukul 04 lewat 15 menit. Aku segera pamit sama kakakku dan berangkat. Di sepanjang perjalanan aku merasa ada sesuatu yang tertinggal, tapi aku tidak tahu apa? Lalu aku memutuskan untuk singgah dan mengecek tasku, Kutelpon ke rumah kakakku dia memastikan bahwa tidak ada barang yang tertinggal. Ku pacu kembali motorku, tapi perasaanku masih seperti ada sesuatu yang tertinggal.
"Akh,,, sudahlah ini hanya perasaanku saja". Gumamku dalam hati

Tidak ada komentar: